ad728

KENIKMATAN YANG TERPAKSA


Namaku Dessa, 23 tahun Aku sekarang tinggal di Jakarta, Banyak orang mengatakan bahwa aku sangat cantik, walau aku tak merasa demikian. Aku dilahirkan di satu keluarga yang biasa saja. Ayah dan ibuku bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Aku mempunyai 2 orang kakak laki-laki. Yoga, 29 tahun, dan Andri, 25 tahun. Keduanya belum menikah. Yoga bekerja sebagai montir mobil, Andri bekerja serabutan. Dan aku sendiri sampai saat ini belum bekerja setelah tamat kuliah D3.

Aku selalu di rumah membantu ibu dalam urusan rumah tangga. Aku jarang keluar. Sampai saat ini aku belum mempunyai kekasih karena ada suatu hal yang akan aku ceritakan sekarang ini. Keluargaku tidak ada masalah dalam hal ekonomi. Ekonomi kami cukup walau tidak bisa lebih. Hanya saja ada satu hal yang sangat membebani perasaanku saat ini. Kurang lebih 5 bulan yang lalu awal dari beban perasaanku ini dimulai..

Waktu itu, 5 April 2004 pagi hari, ayah dan ibu serta Yoga sudah pergi kerja. Hanya Andri dan aku yang ada di rumah. Andri masih tiduran di kamarnya walau sudah bangun. Aku sendiri sedang menyapu di tengah rumah. Kulihat Andri bangkit dari ranjangnya dan segera keluar dari kamar.

“Masih ada makanan, tidak?” tanya sambil lewat.

Tak kusangka tangan Andri tiba-tiba meremas pantatku dari samping sambil lewat.

“Ihh.. Kamu ngapain sih!” aku membentak.

Andri hanya tersenyum dan segera ke kamar mandi. Aku pikir Andri hanya iseng menggoda aku. Tapi ketika Andri sudah selesai dari kamar mandi, tanpa sepengetahuanku tiba-tiba Andri memelukku dari belakang.

“Hei! Lepaskan aku!” aku berteriak sambil meronta.

Tapi Andri malah sengaja meremas buah dadaku dan menciumi leher dan tengkuk aku. Aku terus meronta, tapi pelukan Andri makin kuat.

“Diamlah, Des.. Sebentar saja,” bisik Andri di telingaku sambil tangannya tetap meremas buah dadaku.

Entah kenapa aku jadi lemah meronta. Malah aku rasakan ada perasaan aneh yang menjalari tubuhku. Antara mau dan tidak, aku biarkan tangan Andri meremas buah dadaku. Bahkan ketika Andri menyingkap dasterku dan tangannya masuk ke celana dalamku, aku biarkan tangannya meraba dan menelusuri belahan memekku.

“Mmhh…” aku mendesah dengan mata terpejam.

“Ke kamar, yuk?” bisik Andri tak lama kemudian.

Aku hanya bisa mengangguk. Andri lalu menarik tanganku ke kamarnya. Di dalam kamar, Andri dengan terburu-buru melepas semua pakaian yang melekat di tubuhku. Nafasnya terdengar cepat. Aku diam saja diperlakukan demikian oleh kakakku.
Entah kenapa gairahku bangkit diperlakukan demikian.. Nafsuku makin terangsang lagi ketika kulihat Andri melepas semua pakaiannya dan terlihat kontolnya yang cukup besar dipenuhi bulu lebat berdiri dengan tegak.

Andri menghampiri, lalu mengecup bibirku. Aku langsung membalas ciumannya dengan hangat. Tangan Andri kembali bermain dan meremas buah dadaku. Kontolnya sesekali menyentuh memekku sehingga membuat darahku selalu berdesir.

“Ohh.. Ohh…” desahku ketika jari tangan Andri menyentuh memek dan menggosok-gosok belahan memekku. Aku sendiri langsung menggenggam kontol Andri dan meremasnya pelan.

“Mmhh…” desah Andri sambil menggerakkan pinggulnya.

“Isepin kontol aku, Des…” pinta Andri berbisik.

“Tidak mau ah, jijik…” kataku sambil terus mengocok kontol Andri.

“Ya sudah, masukkin langsung saja,” kata Andri sambil menarik tubuhku ke atas ranjang.

Tak lama tubuh Andri langsung menindih tubuhku. Diarahkan kontolnya ke memekku lalu didesakannya pelan-pelan.

“Aww! Pelan dong, Ndri…” jeritku pelan.

“Susah masuk nih…” kata Andri sambil terus berusaha memasukkan kontolnya ke memekku.

“Aku masih perawan, Ndri…” bisikku.

Andri tak menjawab. Dia terus berusaha menyetubuhiku.

“Bantuin dong…” bisik Andri.

Akupun segera menggenggam kontol Andri. Aku arahkan kepala kontolnya ke lubang memekku.

“Tekan pelan-pelan, Ndri…” bisikku.

Andri mulai mendesakkan kontolnya pelan.

“Aww.. Terus tekan pelan-pelan.. Aww…” kataku sambil agak meringis menahan perih ketika kontol Andri mulai masuk ke memekku.

“Pelan, Ndri.. Pelan.. Aww.. Aww.. Mmhh.. Ohh.. Terus, Ndri…” bisikku lirih ketika kontol ONdriy sudah mulai keluar masuk memekku.

Andri terus memompa kontolnya mulai cepat.

“Ohh…” desah Andri disela-sela gerakannya menyetubuhi aku.

“Kenapa kamu melakukan hal ini?” tanyaku sambil memeluk Andri.

“Karena aku sayang kamu, suka kamu…” jawab Andri sambil menatap mataku.

Aku diam. Tak terasa air mataku mengalir ke pipi..

“Kenapa kamu menangis?” tanya Andri sambil menghentikan gerakannya.

Aku diam sesaat. Mataku terpejam.

“Karena.. Sudahlah…” kataku sambil tersenyum.

Ada rasa tak menentu saat itu. Antara rasa sedih karena diperawani kakak kandung sendiri, dan juga gairah seks-ku yang sangat tinggi untuk disalurkan, dan entah perasaan apalagi saat itu yang ada di hatiku. Aku lumat bibir Andri sambil menggerakkan pinggulku. Andripun segera membalas ciumanku sambil melanjutkan menggerakan kontolnya keluar masuk memekku.

Lama kelamaan perasaan tak menentu yang sempat hinggap di hatiku mulai menghilang, terganti oleh rasa sayang terhadap kakakku dan rasa nikmat yang sangat tak terhingga. Tak lama aku rasakan Andri mulai menyetubuhiku makin cepat. Dengan mata terpejam didesakkannya kontolnya dalam-dalam ke memekku.

“Ohh.. Aku mau keluar, Des…” kata Andri.

“Jangan keluarkan di dalam, Ndri…” pintaku sambil menggerakan pinggulku makin cepat mengimbangi gerakan Andri.

Tak lama Andri segera mencabut kontolnya dari memekku cepat-cepat. Lalu, crott! Crott! Crott! Air mani Andri menyembur banyak di atas perutku. Andri lalu bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Diusap dan diremasnya buah dadaku. Akupun segera memegang dan menggenggam kontol Andri yang sudah mulai lemas.

“Aku sayang kamu…” kata Andri sambil mencium kening dan mengecup bibirku.

Aku tersenyum.. Begitulah, sejak saat itu kami selalu bersetubuh setiap ada kesempatan. Aku sangat menikmati persetubuhan kami. Kedekatan dan keromantisan hubungan kami semakin hari semakin kuat. Seringkali kami saling raba, saling remas bila sedang nonton televisi walau saat itu semua keluarga sedang kumpul. Aku nikmati itu setiap malam. Antara was-was kalau ketahuan dan rasa romantis serta nikmat, semua aku lakukan dengan suka hati.

Rasa sayang yang sangat besar bisa aku rasakan dari Andri. Apapun yang aku mau, atau apapun masalah yang aku hadapi, akan selalu dipecahkan dan dilalui bersama Andri. Kenikmatan dalam persetubuhan dengan Andri telah membawa aku ke suasana yang serba indah. Dengan Andri pula aku bisa merasakan bagaimana nikmatnya melakukan oral seks. Bagaimana rasanya di jilat memek sampai orgasme, bagaimana rasanya menjilat dan menghisap kontol sampai air mani Andri tumpah di dalam mulutku dan menelannya.

Untuk beberapa bulan kami nikmati “kegilaan” dalam hubungan asmara saudara sekandung. Entah sudah berapa banyak tempat yang kapai pakai untuk melampiaskan rasa sayang dan gairah dalam bentuk persetubuhan. Sudah banyak penginapan dan hotel yang kami singgahi untuk bisa memacu desah dan birahi untuk meraih kenikmatan. Entah sudah berapa puluh kali aku menghisap kontol dan menelan air mani Andri di dalam bioskop. Aku lakukan semua itu dengan perasaan bebas tanpa beban. Aku nikmati semua permainan yang kami lakukan.

Tapi ada satu hal yang mulai membebani hatiku saat ini. Aku mulai merasa berdosa atas hubunganku dengan kakak kandungku. Pernah aku bilang kepada Andri untuk menghentikan hubungan ini, dan mengatakan bahwa aku ingin membina hubungan dengan orang lain. Andri marah besar karenanya. Dia mengatakan bahwa dia sangat sayang aku, dan tidak ada satu orang lelakipun yang boleh menyentuh aku.

Bahkan pernah ada beberapa lelaki yang main ke rumah untuk menemui aku, tidak pernah lagi datang berkunjung karena Andri selalu ikut nimbrung ketika aku menemui mereka. Andri selalu dengan ketus menimpali setiap ucapan mereka dengan ucapan yang menyindir dan menghina.

Hal lain adalah, aku tidak bisa menolak keinginan Andri untuk menyetubuhiku. Dan jujur saja kalau aku juga sangat menikmati cumbuan dia karena bisa memenuhi kebutuhanku untuk menyalurkan libido aku. Sekarang aku bingung harus bagaimana. Aku ingin hidup normal dalam membina hubungan asmara dan ingin normal dalam menyalurkan kebutuhan seks aku, tapi tidak mau menyakiti hati kakakku karena aku sangat sayang dia. Aku ingin hidup normal. Tolonglah.


Posting Komentar

0 Komentar