ad728

Enaknya Crot Dimuka


Aku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Jumat biasanya telpon sepi tapi pukul 09.30 pagi tadi ada telpon dari salah satu klien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

Sekitar jam 11.00 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Bella, kami tahu dia adalah pacarnya Antonius. Kami persilahkan Bella untuk masuk dan menunggu Antonius yang sedang ada dinas keluar.

Bella juga bilang kalau memang disuruh Antoius untuk menunggu dikantor.Bella waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincang-bincang diruang tengah. Bella duduk di kursi meja kantor Antoius. Bella mengenakan blazer warna abu-abu dengan rok span diatas lutut. Cantik.

Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Bella, 22 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kira-kira) 34c, dan kulitnya putih.

Dengan wajah layaknya cewek kantoran.Sekitar jam 12.25 tiba-tiba Antoius telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ.

Antoius juga sempat bebincang dengan Bella untuk sabar menunggu.Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Bella dengan cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Antoius. Diluar terlihat mulai mendung.

Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Antonius, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga.

Kami teruskan pembicaraan.“Bella, gimana “punya” Antoius, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Bella.“Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Bella malu-malu.“Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.“Ah….mas Indra…”, jawab Bella lagi.

Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Bella dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Bella sudah sering berhubungan badan dengan Antonius dari cerita Antonius sendiri.

Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Bella.“Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Bella gitu donk, kasih Bella “minum” ..!” perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.“Oh iya, sori Bella, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Bella dan hal itu tidak disadari Bella.

Diluar hujan semakin deras!Dengan gerakan kilat Beni merangkul Bella dari belakang….

“Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Bella. “Kamu pikir deh Bella… umurmu baru 22 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Bella yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

“Ah … apa-apaan ini” teriak Bella , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Bella.“Diam…sebentar Bella..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Bella pakai.

Lalu Bella dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Bella dan sambil bicara kepada saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.Bella semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Bella. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.“Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami” timpalku.

“Permainan apa …..?” tanya Bella dengan ketakutan.Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Bella seperti ini. Saya jadi tambah horny….

“Ok-ok ..baik..,” kata Bella tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Antonius….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata Bella membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.


Tiba-tiba saja Bella langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’.


Kemudian ciuman Bella berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Bella, terus dia juga menjilati kuping Indra.Tanpa sadar Bella mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”“Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam….


boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..!” kataku.“Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Bella.Dengan cepat aku membuka baju Bella dan langsung aku lempar.

Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Bella. Dinaikkannya BH Bella sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Bella.“Ahh, enak gigitannya….” Bella mendesah pelan.

Samar-samar saya melihat Bella sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Bella untuk saya remas-remas.Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Bella.

“Pokoknya santai saja Bella…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Bella.
“Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Bella.“Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny….!” kataku. Dan sekarang Bella sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.

“Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Bella..!” kata saya sambil mendesah.Kurang lebih 15 menit Bella telah ber-‘karaoke’ terhadap penis kami bertiga. Kemudian Bella dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

“Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Bella memerintah kami bertiga.Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Bella di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Bella sedangkan Indra melumat habis bibir Bella. .

Samar-samar saya mendengar Bella mulai mendesah.Kali ini saya gantian ke buah dada Bella, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri.

Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Bella.Dan Bella kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”“Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.“Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.

Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Bella terkapar pasrah.Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Bella, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu vagina Bella yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vagina Bella.“Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Bella sambil mendesah.

Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.“Ahh….aku mau keluar,” lirih BellaDan tiba-tiba saja cairan vagina Bella keluar diiringin teriakan dari Bella.“Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Bella terputus-putus.

Saya hanya tersenyum saja.“Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Bella.“Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.“Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Bella.Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran ‘masuk’.

Maka langsung saja saya memasukkan penis saya ke vagina Bella.“Sempit banget memek Bella…!” pikir saya dalam hati.Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga penis saya ke vagina Bella“memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Bella yang sedang merem melek.Begitu masuk, langsung saya goyangkan.

Yang ada hanya suara Bella yang terus mendesah dan teriak.“Terus mas… tambah cepet ..!”Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan penis mereka sudah menegang.“Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Bella ini..!” jawab saya sambil sambil menggoyangkan Bella.Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

Tidak lama kemudian Bella minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.Kami pun berganti posisi.“Ahh.., enakk.., penis mas terasa banget didalam..!” teriak Bella  sambil merem melek.5 menit kemudian Bella teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

Kali ini kembali Bella menjerit, “Terus… mas..!”Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.“Bella, mau keluarin dimana..?” tanya saya.“Di muka saya saja.” jawabnya cepat.

Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Bella.Kemudian Bella dengan cepat membersihkan penis saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas penis masing-masing dan dia pun melihat Bella dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.Tiba-tiba saja Indra mencium Bella dengan ganasnya. Secara otomatis Bella membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Bella dan dada . Bella hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Bella diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.“Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.

Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Bella dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.“Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Bella.Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Bella dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Bella.“Yang kencang mas..!” kata Bella lirih.Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Bella, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vagina Bella yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.“Memek kamu sudah basah Bella.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

Bella hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vagina Bella, dan langsung Beni hisap jilati vagina Bella“Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Bella .Setelah 10 menit Beni memainkan vagina Bella, Beni melakukan gerakan lebih jauh.

Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vagina Bella.“Pelan-pelan….!” kata Bella.Beni hanya tersenyum dan segera mencium Bella, dan Bella pun membalasnya dengan penuh semangat.Bless, seluruh penis Beni kini berada di dalam vagina Bella.

Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Bella. Bella memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Bella yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

5 menit kemudian Bella ingin berganti posisi.“Gantian dogy …!” pinta BellaBeni turuti saja kemauan Bella.“Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara penis dan vagina yang sedang berlomba, karena vagina Bella sudah basah dan menurut Beni, Bella tidak lama lagi akan keluar.

Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Bella teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
Kemudian Bella langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara penis Beni masih tertancap dalam vagina Bella.

Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.“Keluarin di mana Bella..?” tanya Beni.

“Di dalam …..!” jawab Bella dengan suara yang terbata-bata.Lalu, “Crott, crott..!” penis Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.“Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Bella, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Bella.


“Wah capek kamu Bella..?” tanya Indra.Bella yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.Setelah istirahat beberapa menit, Bella melanjutkan meladeni permainan Indra.Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuhBella.

Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum jam 4 sore Antonius datang.Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Bella dengan sayang


Posting Komentar

0 Komentar